“Mengapa Diperlukan Satu Tuhan Untuk  Mengatur Manusia dan Alam ?”

Tauhīdika Pendidikan” (Satu Tuhan, Banyak Aksi dan Cara Hidup Kontemporer)

“Mengapa Diperlukan Satu Tuhan Untuk  Mengatur Manusia dan Alam ?”
Oleh: Dr. Amir Mahrudin, M.Pd.I
Bogor,  21 Dzulhijjah 1446 H/17 Juni 2025

Pertanyaan “Mengapa Diperlukan Satu Tuhan untuk Mengatur Manusia dan Alam?” adalah pertanyaan yang menyentuh inti dari berbagai pendekatan keilmuan dan spiritual. Penjelasan do bawah dengan pendekatan Tauhid, filsafat, sains, dan tasawuf.

1. Pendekatan Tauhid (Aqidah Islam)
Tauhid (توحيد) adalah keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan, pencipta, pemelihara, dan pengatur seluruh alam. Al-Qur’an menjelaskan:
لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا dan
“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, niscaya keduanya itu telah rusak binasa.” (QS. Al-Anbiya: 22)
Ayat ini menunjukkan bahwa keesaan Tuhan adalah jaminan keteraturan alam. Jika ada lebih dari satu Tuhan, akan timbul konflik kehendak dan kekacauan hukum alam. Kesimpulan Tauhid:
• Alam ini teratur karena hanya ada satu kehendak absolut.
• Allah bersifat Maha Esa, Maha Kuasa, dan Maha Bijaksana (Asmaul Husna).
• Tauhid membebaskan manusia dari penyembahan terhadap makhluk.

2. Pendekatan Filsafat
Para filsuf klasik dan modern juga menegaskan keesaan Tuhan melalui logika dan rasionalitas.
a. Filsuf Islam (Al-Farabi, Ibnu Sina):
• Tuhan adalah Wajibul Wujud (keberadaan yang mesti ada).
• Jika ada dua Tuhan, maka masing-masing tergantung kepada yang lain atau bersifat terbatas, sehingga tidak mutlak.
b. Argumen Ketunggalan (Unity Argument):
• Keberaturan kosmos menunjukkan satu sistem hukum universal.
• Hukum yang seragam (misalnya gravitasi) menunjukkan sumber tunggal yang konsisten.
Kesimpulan Filsafat:
• Pluralitas Tuhan berarti perpecahan dalam kehendak dan sifat.
• Hanya Tuhan Yang Esa yang dapat menjadi penjelas utama bagi keteraturan dan keberadaan.

3. Pendekatan Sains
Sains modern mengungkap keteraturan luar biasa dalam semesta ini — dari struktur atom hingga galaksi.
a. Hukum Alam yang Konsisten:
• Gravitasi, elektromagnetisme, fisika kuantum — berlaku universal dan seragam.
• Jika ada dua kekuatan absolut, maka benturan hukum tak terelakkan.
b. Konstanta Kosmologis:
• Alam semesta bekerja dengan presisi ekstrem — sedikit saja perbedaan nilai konstanta fisika, kehidupan tidak akan mungkin terjadi.
Kesimpulan Sains:
• Kesatuan hukum fisika mengindikasikan adanya satu sumber pengatur utama.
• Tidak logis ada dua “tuhan” dengan kehendak yang sama persis secara abadi — kontradiktif dalam ilmu pengetahuan.

4. Pendekatan Tasawuf (Spiritual Islam)
Tasawuf menekankan pada pengalaman langsung terhadap keesaan Tuhan (Tauhid Wujudi).
a. Konsep Wahdatul Wujud (Ibnu Arabi):
• Hanya Allah yang hakiki, semua makhluk adalah manifestasi dari kehendak dan cinta-Nya.
• “Tiada yang ada kecuali Allah” (لا موجود إلا الله).
b. Rasa dalam Kehidupan:
• Kehadiran satu Tuhan memberi ketenangan batin dan arah hidup.
• Banyak tuhan → kebingungan, konflik batin, dan ketakstabilan spiritual.
Kesimpulan Tasawuf:
• Keesaan Tuhan bukan sekadar konsep logis, tapi pengalaman batin terdalam manusia.

5. Simpulan Menyeluruh
• Pendekatan Penjelasan Utama Tauhid Hanya satu kehendak Tuhan, sehingga menjadi keteraturan alam.
• Filsafat Dua Tuhan atau lebih adalah pertentangan dan tidak logis
• Sains Hukum alam seragam meunjukan satu sumber kebenaran
• Tasawuf Satu Tuhan merupakan ketenangan batin dan puncak cinta

Penutup:
Satu Tuhan adalah kebutuhan logika, jiwa, dan semesta. Alam tidak mungkin tertata rapi jika diatur oleh lebih dari satu kehendak absolut. Dalam Islam, Tauhid adalah inti dari segala keberadaan dan penggerak utama realitas.

Catatan: Tulisan ini diambil dari Whatsapp Group, yang penulis kirimkan.
Semoga menjadi amal jariah buat kita yang menyebarkannya.